KISANG PERTAUBATAN SANG RAJA



kisah pertaubatan seorang raja yang juga dikisahkan kepada Amirul Mukminin, Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh.

Diriwayatkan dari ‘Aun bin Abdullah bin ‘Utbah rohimahulloh, bahwa ia berkata, “Aku bercerita kepada Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh tentang suatu kisah, seakan-akan kisah itu berkenaan dengan dirinya. Dahulu terdapat seorang raja yang mendirikan sebuah bangunan indah dan megah. Ketika pembangunan itu selesai, sang raja kemudian menyajikan suatu pesta yang dihadiri oleh banyak orang. Di setiap pintu masuk gedung tersebut dijaga oleh beberapa petugas yang siap melontarkan pertanyaan kepada para undangan yang hadir. Masing-masing tamu undangan akan ditanya, “Apakah kalian melihat cacat atas bangunan istana ini?” Semua tamu yang ditanya itu menjawab, “Tidak ada!”.

sehingga sampailah kepada sekelompok orang yang datang paling akhir, mereka mengenakan pakaian yang beraneka ragam jenisnya, dan mereka pun ditanya, “Adakah kalian melihat cacat atas bangunan istana ini?” Mereka menjawab, “Kami melihat ada dua cacat.

Mendengar hal tersebut, Para petugas itu menahan mereka dan membawanya masuk menghadap sang raja. Para pengawal raja itu lalu berkata, “Banyak sekali orang yang menghadiri jamuan makan dan kami pun menanyainya satu persatu. Mereka semua menjawab tidak menemukan adanya cacat atas bangunan ini, hingga ketika giliran pada sekelompok orang yang berpakaian beraneka ragam yang kami curigai ini. Mereka adalah para generasi muda dan kami pun bertanya kepada mereka, dan dijawab oleh mereka, “Kami melihat dua cacat dari bangunan istana ini.

Mendengar berita tersebut dari para pengawalnya, sang raja pun berkata “Aku muak kepada orang itu, sekarang hadapkan mereka kepadaku!”. Para pengawal pun mengajak mereka masuk menghadap raja. Setelah mereka menghadap, sang raja lalu bertanya, “Adakah kalian melihat cacat bangunan istanaku?

Mereka pun menjawab, “Memang, kami melihat dua cacat dalam istana ini,”. Sang raja kembali bertanya, “Apakah kedua cacat tersebut?”. Mereka lantas menjawab, “Bangunan ini akan hancur dan pemiliknya akan mati,”. Mendengar jawaban tersebut, sang raja pun bertanya kembali, “Adakah kalian melihat sebuah rumah yang tidak akan khancur dan pemiliknya kekal abadi?”, mereka pun menjawab, “Ya, ada,”. “Apakah itu?” tanya sang raja kembali. Mereka menjawab, “Rumah di akhirat,”. Mereka lalu mengajak sang raja (masuk Islam) dan sang raja itu pun menyetujui ajakan mereka.

Sang raja lalu berkata kepada mereka, “Jika aku berangkat bersama kalian secara terang-terangan, niscaya penghuni kerajaanku tidak akan mengijinkannya. Sekarang aku berjanji kepada kalian untuk bertemu kembali di suatu tempat pada pukul sekian.” Setelah berselang beberapa lama, sang raja lalu menemui para pengawalnya dan berkata, ‘Alaikummussalaam. Para pengawalnya pun kaget dan bertanya, “Ada apa dengan Anda? Adakah sesuatu yang tidak Anda sukai pada diri kami?” “Tidak,” jawab sang raja. Mereka pun bertanya kembali, “Apa yang memberatkan diri Anda?”. “(yang memberatkanku adalah)Kalian semua telah mengenal aku, kemudian kalian menghormati aku atas tindakanku yang dulu telah aku lakukan,” jawab sang raja.

https://www.bukalapak.com/u/bogorherbalcenter

Kisah ini seakan-akan berkaitan dengan persoalan Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh kala itu. Setelah menceritakan kisah tersebut kepada Amirul Mukminin, Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh, Kemudian Aku (‘Aun bin Abdulloh)pun pergi menemui Maslamah rohimahulloh (salah seorang Ulama saat itu) dan menceritakan semuanya.

Mendengar kisah tersebut, Maslamah rohimahulloh kemudian khawatir kepada diri Amirul Mukminin dan langsung pergi menemui Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh lalu menuturkan cerita ini. Setelah ditemuinya, Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh berkata, seakan-akan beliau rohimahulloh ingin meninggalkan kursi kekhilafahan karena rasa takut beliau rohimahulloh kepada ALloh, setelah mendengarkan kisah tadi. Beliau rohimahulloh lantas berkata kepada Maslamah, “Celakalah engkau Maslamah! Adakah kalian melihat seseorang yang dibebani sesuatu yang tidak mampu menanggungnya, kemudian dia lari kepada Allah SWT. Apakah kamu melihat ada sesuatu yang membahayakan atas dirinya?

Maslamah rohimahulloh berkata, “Wahai Amirul Mukminin, takutlah Anda kepada Allah tentang ummat Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Demi Allah, jika Anda melakukan hal itu (meninggalkan kursi kekhilafahan) niscaya mereka akan saling membunuh dengan senjata mereka masing-masing.” Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh berkata, “Celaka kamu Maslamah, aku telah dibebani yang aku tidak mampu melakukannya,”. Kemudian Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh mengulang-ulang perkataannya ini dan Maslamah rohimahulloh pun terus-menerus mengulang kata-katanya (agar Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh tidak meninggalkan kursi kekhilafahan) sehingga Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh menjadi tenang kembali.

Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini, diantaranya adalah taubat yang benar telah ditunujukkan oleh sang raja tatkala ia mendengarkan dakwah Islam dari sekelompok orang tadi. Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa peran Da’I membawa yang mengemban risalah para nabi menjadi sangat penting, karena ia akan terus membawa pintu hidayah Alloh kepada siapa saja yang ingin membuka pintu tersebut. Oleh karenanya, perjuangan para Da’I untuk menyebarkan risalah dan menggiring manusia menuju pintu taubat dari Alloh, harus selalu  kita hargai, kita bela dan kita bantu semampu kita. Wallohu a’lam.

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KISANG PERTAUBATAN SANG RAJA"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.