Beberapa peristiwa
atau kejadian penting sebelum Muhammad saw diangkat menjadi seorang Nabi, dan
Pada edisi kali ini insyaAlloh kita akan membahas lebih lanjut
peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjada sebelum beliau saw diutus
menjadi seorang Nabi dan Rosul.
selain peristiwa
kabar kenabian yang disampaikan oleh Buhaira, peristiwa lainnya yang terjadi
sebelum beliau saw diutus menjadi Nabi adalah peristiwa perang Fijar. Perang
Fijar adalah yang perang terjadi antara kabilah Quraisy dan sekutu mereka dari Bani
Kinanah/ melawan kabilah Qais dan 'Ilan, yang meletus pada saat beliau saw berusia
dua puluh tahun.
Harb bin Umayyah
terpilih menjadi komandan perang membawahi kabilah Quraisy dan Kinanah secara
umum karena faktor usia dan kedudukannya. Perang pun meletus, pada permulaan
siang hari, dan kemenangan berada di pihak kabilah Qais dan ‘ilan, namun pada pertengahan
hari keadaan pun berbalik; justeru kemenangan berpihak pada kabilah Quraisy dan
Kinanah. Perlu diketahui pula pendengar, perang iniu Dinamakan "Perang
Fijar" karena dinodainya kesucian asy- Syahrul Haram pada bulan tersebut.
Dalam perang ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ikut serta dan
membantu paman-pamannya, menyediakan anak panah untuk mereka.
Peperangan
tersebut berdampak pada terjadinya suatu perjanjian (kebulatan tekad/sumpah
setia) yang disebut dengan "Hilful Fudhuul" pada bulan Dzul Qa’dah di
bulan haram. Hampir seluruh kabilah Quraisy berkumpul dan menghadirinya, mereka
terdiri dari: Bani Hasyim, Bani al-Muththalib, Asad bin 'Abdul 'Uzza, Zahrah bin
Kilaab dan Tiim bin Murrah. Mereka berkumpul di kediaman 'Abdullah bin Jud'an
at-Tiimy karena faktor usia dan kedudukannya. Isi dari perjanjian tersebut;
mereka bersepakat dan berjanji untuk tidak membiarkan ada orang yang dizhalimi
di Mekkah baik dia penduduk asli maupun pendatang, dan bila hal itu terjadi
mereka akan bergerak menolongnya hingga dia meraih haknya kembali. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam pun ikut menghadiri perjanjian tersebut. Bahkan Setelah beliau
dimuliakan oleh Allah dengan diangkat menajdi seorang Nabi dan Rosul, beliau
saw bersabda mengenai peristiwa ini :"aku telah menghadiri suatu hilf
(perjanjian) di kediaman 'Abdullah bin Jud'an yang lebih aku sukai ketimbang
aku memiliki Humrun Na'am (Unta merah yang merupakan harta yang paling termahal
dan menjadi kebanggaan bangsa Arab ketika itu). Andai di masa Islam aku
diundang untuk menghadirinya, niscaya aku akan memenuhinya".
Perlu dipahami
pula pendengar, Sebagai catatan, semangat perjanjian ini bertentangan dengan
fanatisme Jahiliyyah yang digembar-gemborkan ketika itu dan tidak bertentangan
dengan hukum-hukum Islam. Dimana Diantara hal yang disebutkan sebagai sebab
terjadinya perjanjian tersebut adalah ada seorang dari kabilah Zabiid datang ke
Mekkah membawa barang dagangannya, kemudian barang tersebut dibeli oleh al-'Ash
bin Waa-il as-Sahmi akan tetapi dia tidak memperlakukannya sesuai dengan
haknya. Orang tersebut meminta bantuan kepada sukutu-sekutu al-'Ash namun
mereka mengacuhkannya. Akhirnya, dia menaiki gunung Abi Qubais dan
menyenandungkan
sya'ir-sya'ir yang berisi kezhaliman yang tengah dialaminya (ditengah-tengah
kabilah Quroisy) seraya mengeraskan suaranya. Dan Rupanya, az-Zubair bin 'Abdul
Muththalib mendengar hal itu dan bergerak menujunya lalu bertanya:"kenapa
orang ini diacuhkan?". Tak berapa lama kemudian berkumpullah
kabilah-kabilah yang telah menyetujui perjanjian Hilful Fudhuul tadi, lantas
mereka mendatangi al-'Ash bin Waa-il dan mendesaknya agar mengembalikan hak
orang tersebut. Kemudian merekapun berhasil mengembalikan haknya, setelah
membuat suatu perjanjian.
Diawal masa
mudanya, beliau Shallallahu 'alaihi wasallam tidak memiliki pekerjaan tertentu,
hanya saja riwayat-riwayat yang ada menyebutkan bahwa beliau bekerja sebagai
pengembala kambing dan mengembalanya di perkampungan kabilah Bani Sa'ad,
disamping beliau bekerja untuk pendudukl Mekkah dengan upah sebesar Qaraariith
(jamak dari kata qiiraath, yaitu bagian dari uang dinar, dan ini hanya sedikit
sekali). Kemudian Ketika berusia dua puluh lima tahun, beliau kembali pergi
berdagang ke negeri Syam dengan modal yang diperoleh dari Khadijah radhiallâhu
'anha. Ibnu Ishaq rohimahulloh berkata: "Khadijah binti Khuwailid
adalah salah seorang wanita pedagang yang memiliki banyak harta dan bernasab
baik. Dia menyewa banyak kaum lelaki untuk memperdagangkan hartanya dengan
sistem bagi hasil. Kabilah Quraisy dikenal sebagai pedagang handal, maka
tatkala sampai ke telinganya perihal kejujuran bicara, amanah dan akhlaq
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang mulia, dia mengutus seseorang
untuk menemuinya dan menawarkannya untuk memperdagangkan harta miliknya ke
negeri Syam. Dia menyerahkan kepada beliau barang dagangan yang istimewa dan tidak
pernah dipercayakannya kepada pedagang-pedagang yang lainnya dan Beliau saw pun
juga didampingi oleh seorang pembantunya yang bernama Maisarah. Singkat kisah, Beliau
saw pun menerima tawaran tersebut dan berangkat dengan barang-barang dagangan
Khodijah bersama pembantunya tersebut hingga sampai ke Syam.
Selanjutnya, Ketika beliau
pulang ke Mekkah dan mendapatkan keuntungan yang banyak, Khadijah juga melihat
betapa amanahnya beliau saw terhadap harta yang diserahkan kepadanya, begitu
juga dengan keberkahan dari hasil perdagangan yang belum pernah didapatinya
sebelum itu, ditambah lagi informasi dari Maisarah, pembantunya, tentang budi pekerti,
kejeniusan, kejujuran dan keamanahan beliau saw. Mendengar keistimewaan
Muhammad saw tadi, Khodijah rodhiallohu ‘anha seakan menemukan apa yang
dicarinya selama ini (yakni calon pendamping idaman). Padahal banyak kaum
laki-laki bangsawan dan pemuka yang sangat berkeinginan untuk menikahinya namun
semuanya dia tolak dan Akhirnya dia menceritakan keinginan hatinya kepada teman
wanitanya, Nafisah binti Munayyah yang kemudian bergegas menemui beliau
Shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta kesediaan beliau untuk menikahi
Khadijah. Beliau saw pun menyetujuinya dan menceritakan hal tersebut kepada
paman-pamannya. Kemudian mereka mendatangi paman Khadijah untuk melamar keponakannya
itu dan pernikahan pun berlangsung
setelah itu, yang dihadiri oleh Bani Hasyim dan para pemimpin Mudhar.
Pernikahan tersebut
berlangsung dua bulan setelah kepulangan beliau dari negeri Syam. Beliau
memberikan mahar berupa dua puluh ekor unta muda sedangkan Khadijah ketika itu
sudah berusia empat puluh tahun. Dia adalah wanita di kabilahnya yang paling
terhormat nasabnya, paling banyak hartanya dan paling brilian otaknya. Dialah
wanita pertama yang dinikahi oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
dimana beliau tidak menikah lagi dengan wanita selainnya hingga dia wafat.
Bukan hanya itu, Semua putra-putri beliau Shallallahu 'alaihi wasallam lahir
dari rahim Khadijah kecuali putranya, Ibrahim. Putra-putri beliau tersebut
adalah:1). al- Qasim (dimana beliau dijuluki dengannya). 2). Zainab. 3).
Ruqayyah. 4). Ummu Kultsum. 5). Fathimah. 6). 'Abdullah (julukannya adalah
ath-Thayyib dan ath-Thaahir). Semua putra beliau saw meninggal ketika masih
kecil sedangkan putri-putri beliau semuanya hidup pada masa Islam, menganutnya dan
juga ikut berhijrah bersama para shohabahnya. Namun semuanya meninggal dunia
semasa beliau Shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup kecuali Fathimah
radhiallâhu 'anha yang meninggal enam bulan setelah beliau saw wafat.
0 Response to "PERISTIWA-PERISTIWA PENTING PRA KENABIAN"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.