Seringkali kita
mendengar dan mengucapkan kata “Ibadah”. Setiap saat Alloh dan Rosul-Nya pun memerintahkan kita untuk
beribadah. Banyak sekali ayat dan hadist memerintahkan kita untuk beribadah.
Bahkan, manusia diciptakan untuk beribadah. Alloh berfirman:
“Tidak-lah Aku menciptakan
jin dan manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” Qur’an surat Adz Dzariyat ayat 56.
Ibadah berarti berserah diri secara total,
tunduk, patuh, merendah, taat, dan menerima terhadap apa saja yang
diperintahkan Alloh dan Rosul-Nya serta
menjauhi segala yang dilarang keduanya.
Syeikul Islam
Ibnu Taimiyah memberikan definisi Ibadah yang sangat
sempurna dan menyeluruh. Beliau berkata,
Yang dimaksud
dengan ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Alloh baik berupa perkataan dan perbuatan yang
bersifat lahir maupun batin.
Jika dilihat
dari sifatnya ibadah terbagai menjadi 2 macam, yaitu wajib seperti, seperti
sholat lima waktu, zakat harta jika telah memenuhi syarat dan haul, puasa
romadhon , Haji bagi yang mampu, mencari ilmu, dan lain-lainnya. kemudaian yang
kedua adalah sunnah, seperti sholat dan
puasa sunnah, sedekah, dan lain sebagainya.
Adapun jika
ditinjau dari sifat pelaksanaannya, ibadah di kategorikan kedalam ibadah batin Seperti
sabar, takwa, tawakal, cinta, benci, syukur, tafakkur, tadabbur, dan lain-lain.
Dan Ibadah lahir. Seperti ibadah sholat, puasa, membaca al-Qur’an, haji, jihad,
ribath, dan lain-lain.
Ibadah di dalam Islam tidak akan diteriman kecuali terpenuhi dua syarat
mutlak yaitu: Ikhlas hanya mengharapkan wajah Alloh semata dan Ittiba’ yakni mengikuti contoh
yang diajarkan oleh Rosululloh .
Berkaitan dengan dua syarat ibadah ini, suatu Ketika Fudhail bin ‘Iyad membaca ayat dalam surat al-Mulk ayat yang ke 2,
“(Dialah)
Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.
Maka beliau berkata, bahwa makna sebaik-baik amalan ibadah yaitu:
“yaitu yang paling ikhlash atau murni dan showab yaitu paling tepat.”
Kemudian para
sahabat beliau bertanya:
“Wahai Abu Ali, apakah yang dimaksud dengan
yang paling ikhlash dan showab itu?”
Beliau menjawab:
“Apabila sebuah amal ikhlas, tetapi tidak showab atau benar, niscaya tidak akan diterima. Begitu pula jika sebuah amal showab atau benar, tetapi tidak kholis atau ikhlas, niscaya tidak diterima hingga amal tersebut
kholis dan showab.
Adapun arti niat ikhlash yaitu niat
yang hanya mengharap-kan ridho dan balasan dari Alloh swt semata tanpa
mengharapkan sesuatu selain dari-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan
ittiba atau mengikuti contoh yang diajarkan oleh Rosululloh adalah beribadah sesuai dengan tuntunan Rosululloh tanpa membuat penambahan dan perubahan-perubahan
sedikitpun, baik dari segi isi, waktu, kadar maupun dari cara pelaksanaannya.
Alloh telah
banyak menjelaskan pentingnya ikhlas dalam firman-firman-Nya. Diantaranya
firman-Nya yang menjelaskan pentingnya ikhlas ini adalah,
“Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.“ [qur’an surat al-Bayyinah ayat ke 5]
Di dalam ayat lain
Alloh juga berfirman:
Yang
artinya, “Yang
menafkahkan hartanya di jalan Alloh untuk membersihkannya, padahal tidak ada
seorang pun mem-berikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi
dia memberikan itu semata-mata karena mencari keridhoan Robbnya Yang Maha Tinggi.” [Qur’an surat al-Lail ayat 18-20]
Ikhlas adalah
ruh dalam beramal. Boleh jadi amalan
besar menjadi kecil disebabkan karena kekurang ikhlasan pelakunya. Sebaliknya
amalan kecil menjadi besar karena keikhlasan pelakunya.
Adapun
Ittiba’ atau mengikuti contoh yang
telah diajarkan oleh Rosululloh ini diharuskan karena ibadah harus dilandasi atas perintah dari
Alloh dan Rosul-Nya. Tidak boleh
seseorang membuat ibadah dengan cara-caranya sendiri, karena barangsiapa yang
beribadah dengan cara sendiri atau cara yang dibuatnya sendiri maka ibadah
tersebut tertolak.
Sebagaimana Rosululloh bersabda:
“Barangsiapa yang beramal
dengan suatu amalan yang tidak sejalan dengan ajaran kami, maka amalnya tertolak.” Hadist Riwayat, Muslim.
demikian makna ibadah di dalam islam, mudah-mudahan Alloh selalu memberikan hidayah-Nya kepada kita,
sehinga kita dapat menjalankan ibadah ini dengan penuh ke ikhlasan dan
mengikuti contoh yang telah diajarkan oleh Rosululloh saw. Serta menjauhkan kita dari beribadah kepada selain Alloh baik kepada malaikat, nabi dan rosul atau orang-orang sholih. Karena
memberikan ibadah kepada selain Alloh
adalah kesyirikan yang nyata.
Semoga
Alloh senantiasa membimbing kita dalam
beribadah kepada-Nya dan mempertemukan kita di surga-Nya yang penuh dengan
kenikmatan. Amin, wallohu ‘alam.
0 Response to "MAKNA IBADAH"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.