Di
antara tanda baiknya seorang Muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan
tidak bermanfaat. Waktunya diisi hanya dengan hal yang bermanfaat untuk dunia
dan akhiratnya. Sedangkan tanda orang yang tidak baik islamnya adalah
sebaliknya.
Dari
Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, Beliau
bersabda,
“Di
antara kebaikan islam seseorang adalah ia meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat untuknya”. Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Hadits
ini mengandung makna, bahwa di antara kebaikan Islam seseorang adalah
meninggalkan hal yang tidak bermanfaat, baik berupa perkataan ataupun perbuatan.
Tanda baiknya seorang Muslim adalah dengan ia melakukan segala apa yang jadi
kewajibannya. Juga di antara tandanya adalah meninggalkan segala apa yang diharamkan.
Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Seorang
Muslim yang baik adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain”. Hadits
Riwayat Bukhori dan Muslim.
Ibnu
Rojab Al-Hambali rohimahulloh berkata, “Jika Islam seseorang itu baik, maka
sudah tentu pasti ia meninggalkan pula perkara yang haram, yang syubhat dan
perkara yang makruh, begitu pula meninggalkan berlebihan dalam hal mubah yang
sebenarnya ia tidak butuh.
Meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat semisal itu menunjukkan baiknya seorang Muslim”.
Ibnu
Rojab rahimahullah juga berkata, “Mayoritas perkara yang tidak bermanfaat
muncul dari lisan, yaitu lisan yang tidak dijaga dan sibuk dengan perkataan
sia-sia”.
Mengenai
keutamaan menjaga lisan ini diterangkan di dalam Firman Alloh ‘Azza wa Jalla,
di dalam Qur’an surat Qof ayat 16 sampai dengan ayat 18, yang menjelaskan
adanya pengawasan Malaikat terhadap perbuatan yang dilakukan oleh lisan ini,
yang artinya,
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, yaitu ketika
dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan
dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.
Ibnu
‘Abbas rohimahulloh mengatakan, “Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik
atau buruk. Sampai pula perkataan “aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang,
sampai aku melihat, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan
tersebut akan dihadapkan kepada Alloh ‘Azza wa Jalla”.
Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di
antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal
yang tidak bermanfaat”. Hadits Riwayat Ahmad.
Dari
Abu Ishaq Al Khowwash rohimahulloh, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya
Alloh mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah
sedikit makan, sedikit tidur dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci
adalah banyak bicara, banyak makan dan banyak tidur”. Hadits Riwayat Al Baihaqi.
Umar
bin ‘Abdul ‘Aziz rohimahulloh berkata,
“Siapa
yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit
bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat”. Kata Ibnu Rojab rohimahulloh,
“Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari
amalannya”.
Ibnu
Rajab rohimahulloh berkata, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat,
kemudian
menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah
sempurna” .
Mungkin
ada sebagian kita yang menganggap bahwa meninggalkan hal yang tidak bermanfaat
berarti meninggalkan pula amar ma’ruf nahi mungkar. Jawabnya, tidaklah demikian.
Bahkan mengajak pada kebaikan dan melarang dari suatu kemungkaran termasuk hal
yang bermanfaat. Karena Alloh ‘Azza wa jalla berfirman, di dalam Qur’an Surat
Ali-Imron ayat 104,
Artinya,
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung”.
Dari
dalil ini menunjukkan bahwa nasehat kepada kaum Muslimin di mimbar-mimbar, dan
menulis risalah untuk disebar ke tengah-tengah kaum Muslimin termasuk dalam hal
yang bermanfaat, bahkan berbuah pahala jika didasari dengan niat yang ikhlas.
Demikianlah
pembahasan kita pada edisi kali ini, mudah-mudahan kita bisa mengambil
pelajaran dan hikmahnya. Marilah kita jaga diri kita dari perbuatan-perbuatan
yang berakibat buruk pada diri kita sendiri. Semoga Alloh ‘Azza wa Jalla memberikan
petunjuk kepada kita, untuk mengisi hari-hari kita dengan hal yang bermanfaat
dan menjauhi hal yang tidak bermanfaat. Aamiin. Semoga bermanfaat. Wallohu
a’lam.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh.
0 Response to " MENINGGALKAN HAL YANG TIDAK BERMANFAAT"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.