Menggunakan mata untuk memandang secara berlebihan akan
menerbitkan perasaan menganggap bagus apa yang dipandang, dan akan menjadikan
hati yang memandangnya terpaut kepadanya, sehingga akan lahirlah berbagai
kerusakan dalam hati si hamba tersebut, diantaranya,
Yang pertama. Adalah apa yang disabdakan oleh
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam seperti terdapat dalam Musnad Imam Ahmad
rohimahulloh, bahwa "Sekilas pandangan itu adalah satu dari panah-panah
iblis yang mengandung racun. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya hanya
karena Alloh, niscaya Alloh akan menganugerahkan kepadanya satu kemanisan iman,
yang akan ia rasakan hingga hari ia bertemu dengan-Nya”.
Yang kedua. Masuknya setan bersama pandangan tersebut.
Ia akan menyelusup bersama pandangan tersebut lebih cepat dari mengalirnya
udara ke tempat yang hampa. Si setan masuk dengan tujuan menjadikan indah wujud
yang dipandang, dan menjadikannya berhala sesembahan yang kepadanya hati
bersimpuh dan takluk, kemudian menanamkan janji dan angan-angan dalam hati si
hamba, sehingga di dalam hati itu menyala kobaran api syahwat, lalu
dinyalakannya bahan bakar kemaksiatan yang tidak mungkin akan menyala tanpa
adanya gambaran wujud yang dipandang itu dalam hati si hamba.
yang ketiga. Diantara rusaknya hati gara-gara pandangan
yang berlebihan adalah, bahwa pandangan tersebut dapat mengganggu ketenangan
hati,
melalaikannya dari hal-hal yang baik dan hal yang
maslahat, sehingga pekerjaan menjadi berantakan, kacau balau, lalu si hamba pun
jatuh ke jurang hawa nafsu setan dan lupa diri.
Alloh ‘Azza wa Jalla memperingatkan kita dengan Firman-Nya,
di dalam Qur’an Surat al-Kahfi ayat 28,
Artinya,
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang telah Kami
lalaikan hatinya dari dzikir kepada Kami dan yang mengikuti hawa nafsunya. Dan
adalah urusan orang tersebut sudah melampaui batas”.
melepaskan pandangan secara bebas akan membawa tiga
macam kerusakan dan bencana seperti yang telah kita jelaskan bersama.
Melepaskan pandangan secara bebas juga berarti durhaka kepada Alloh ‘Azza wa
Jalla, sebagaimana Firman Alloh ‘Azza wa Jalla, di dalam Qur’an Surat An-Nur
ayat 30,
Artinya,
"Katakanlah kepada orang-orang yang beriman supaya
mereka menundukkan pandangannya dari melihat yang terlarang, dan menjaga
kehormatannya. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui
apa-apa yang mereka kerjakan”.
Perlu kita ingat kembali bersama. Kebahagiaan di dunia
tidak akan tercapai kecuali dengan menjalankan perintah-perintah Alloh ‘Azza wa
Jalla, dan tidak ada keselamatan bagi seorang hamba di akhirat kecuali dengan
melaksanakan perintah-perintah Alloh ‘Azza wa Jalla dan menjauhi segala apa
yang telah di larang-Nya.
Melepaskan pandangan dengan bebas juga dapat
menggelapkan qolbu menjadi buta, sebagaimana halnya menundukkan pandangan
karena Alloh ‘Azza wa Jalla semata akan dapat meneranginya.
Alloh ‘Azza wa Jalla menyebutkan tentang nur-Nya dalam Firman-Nya,
di dalam Qur’an Surat An-Nur ayat 35, yang artinya,
“Alloh Pemberi cahaya kepada langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya-Nya bagaikan sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu
seakan-akan bintang yang berkilauan seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur, dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis,
Alloh membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Alloh membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Bila qolbu telah terang bersinar oleh nur Alloh ‘Azza
wa Jalla, maka akan datanglah kepadanya segala kebaikan dari berbagai penjuru,
sebagaimana halnya apabila qolbu telah gelap, akan datang kepadanya kabut-kabut
bala bencana dari berbagai penjuru.
Melepaskan pandangan secara bebas juga akan membutakan
hati, hingga tidak dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, mana
sunnah mana bid'ah. Sedangkan menahan pandangan karena Alloh ‘Azza wa Jalla
akan memberikan kepada si hamba firasat yang benar yang menjadi keistimewaannya.
Seorang salafussaleh rodhiyallohu ‘anhu berkata,
"Barangsiapa yang membina diri lahiriah nya dengan mengikuti sunnah,
sedangkan batinnya terus menerus ada dalam muroqobah, mawas diri, pandangan
matanya ditundukkan dari hal-hal yang haram dan dosa, dan dirinya ditahan dari
hal-hal yang syubhat, makan dari yang halal saja, maka firasatnya tidak akan
salah dan sesat. Balasan ini sesuai dengan amalnya, barangsiapa yang
menundukkan pandangannya dari apa-apa yang diharamkan Alloh, niscaya Alloh akan
memancarkan cahaya mata hatinya”.
Demikianlah pembahasan kita pada edisi kali ini,
mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran dan hikmahnya. Marilah kita
yakinkan diri untuk memandang hanya yang baik-baik saja!. Semoga bermanfaat.
Wallohu a’lam.
0 Response to "LARANGAN MEMANDANG BERLEBIHAN "
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.