Seringkali kita mendengar dan membaca
kata Tauhid. Para dai, penceramah, ustadz, dan mubaligh pun tidak
henti-hentinya memerintahkan kita untuk bertauhid. Lantas apakah makna dan
hakikat tauhid di dalam Islam?.
At-Tauhid secara bahasa berarti pengesaan. Sedang-kan secara istilah syariat tauhid berarti mengesakan Alloh dalam
rububiyyah, nama-nama dan sifat-sifat
serta dalam peribadatan kepada-Nya.
Dengan kata lain, tauhid adalah iman kepada Alloh tanpa diiringi oleh kesyirikan.
Keagungan tauhid dapat diselami dengan mengetahui
keburukan lawannya, yaitu syirik sebagaimana yang digambarkan dalam banyak ayat
al-Qur’an. di antaranya adalah,
Firman Alloh dalam surat an-Nisa
ayat yang ke 48 yang artinya, “Sesungguhnya
Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar.”
Tauhid
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: Tauhid rububiyyah, Tauhid asma’ wa shifat, dan Tauhid uluhiyyah.
Adapun yang dimaksud dengan Tauhid rububiyyah adalah mengesakan Alloh dalam rububiyyah-Nya. Yaitu pengesaan dan
pen-sucian Alloh dalam kekuasaan dan
perbuatan-perbuatan-Nya. hal ini sebagaimana
firman Alloh dalam surat al-A’rof ayat
54,
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanya-lah hak Alloh. Maha suci Alloh, Robb semesta alam.”
Kemudian dalam surat al-Fatir ayat 13 Alloh juga berfirman,
“Yang berbuat demikian itulah Alloh Robb kalian,
ke-punyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kalian ibadahi
selain Alloh tidak mempunyai apa-apa wa-laupun setipis kulit ari.“
Termasuk dalam kandungan tauhid rububiyyah adalah, menyakini bahwa hanya Alloh-lah Pencipta
alam semesta dan semua yang ada di dalamnya,
Pemberi dan Pencegah, yang menghidupkan dan yang mematikan, yang meng-adakan
dan yang meniadakan, dan tiada sekutu bagi-Nya.
Dalam surat Ali Imron, Alloh
berfirman yang artinya,
“Katakanlah: “Wahai Alloh Yang hanya Dialah pemilik
seluruh kerajaan, Engkau berikan kekua-saan kepada orang yang Engkau kehendaki,
Engkau cabut kekuasaan dari
orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau ke-hendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
ke-hendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesung-guhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau
masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan
siang kepada malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan
Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa batas.”
adapun yang dimaksud dengan Tauhid
Asma’ wa Shifat adalah mengesakan Alloh dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yaitu keyakinan yang pasti bahwa Alloh mempunyai nama-nama yang mulia dan
sifat-sifat yang agung serta sempurna, yang tidak diiringi oleh suatu kekurangan, kelemahan atau keburukan, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Alloh sendiri di dalam kitab-Nya dan oleh
Rosululloh di dalam hadits-hadits-nya.
Alloh
berfirman:
“Hanya milik Alloh asmaul husna yaitu nama-nama yang baik, maka merdo’alah kepada-Nya dengan
menyebut asmaul husna tersebut dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya.
Nama-nama Alloh tidak kita ketahui bilangan atau banyaknya. Sebab selain nama-nama yang Alloh ajarkan kepada hamba-hamba-Nya, Alloh pun
memiliki nama-nama yang disembunyikan pada ilmu ghoib di sisi-Nya, sebagaimana Rosululloh bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
“Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu dengan segala
nama yang Engkau miliki, yang nama itu Engkau namakan sendiri, atau Engkau
ajarkan kepada salah seorang makh-luk-Mu, atau Engkau
sebutkan dalam Kitab-Mu, atau Eng-kau rahasiakan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu.”
Sedangkan yang dimaksud dengan tauhid uluhiyyah adalah mempersembahkan seluruh
peribadatan hanya kepada Alloh semata. Dengan kata lain, adalah mengesakan Alloh dalam peribadatan.
Tauhid uluhiyyah disebut juga tauhid ilahiyah atau
tauhid ‘ubudiyyah. dalam surat an-Anbiya
ayat 25 Alloh
berfirman:
Kami
tidak mengutus seorang rosul sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya, Bahwa-sanya tidak ada Ilah yang hak melainkan Aku, maka
beribadahlah kalian hanya kepada-Ku.”
Kemudian dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 sampai 57 Alloh juga berfirman,
“ Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah hanya kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
mereka memberi Aku makan.”
Tauhid uluhiyyah sendiri mengandung tiga masalah
pokok, yaitu:
Yang pertama, an-Nusuk yaitu praktek-praktek peribadatan seperti sholat,
doa, qurban, haji, nadzar dan sebagainya. Semua praktek-praktek peribadatan
tersebut harus sepenuhnya dipersembahkan
hanya kepada Alloh . Barangsiapa memberikan salah satu peribadatan
tersebut, atau seluruhnya kepada selain Alloh , maka orang tersebut telah
melakukan kesyirikan.
Kemudian yang kedua, Hakimiyyah, maksudnya adalah mengakui bahwa hanya
Alloh-lah yang berhak membuat berbagai hukum, baik hukum-hukum peribadatan
maupun hukum-hukum keduniawian, maka barangsiapa
yang menolak dan meninggalkan hukum Alloh dan mengantinkannya dengan
undang-undang atau hukum buatan makhluk, ia telah jatuh
dalam kesyirikan yang besar.
Dan yang ketiga adalah al-Wala’ wa al-baro’ yaitu rasa cintadan rasa
benci. jadi kecintaan dan kebencian seorang muslim harus didasari oleh Alloh ,
maka seorang tidak boleh mencintai seseorang kecuali karena Alloh dan membenci
kecuali orang yang dibenci oleh Alloh , seperti orang yang suka bermasksiat dan
berbuat syirik misalnya.
0 Response to "MAKNA TAUHID"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.