kita akan mencoba memetik pelajaran dari kisah
taubatnya al-Qo’nabiy. kisah Ini adalah salah satu kisah pertaubatan di
kalangan salafus Sholeh yang sarat dengan hikmah. Taubatnya Al-Qa’nabiy, dang mantan
pecandu khamr (minuman keras).
Perlu diketahui sebelumnya .bahwa Al-Qa’nabiy ini
adalah seorang ulama besar dan imam di zamannya, cahaya yang membuat
cahaya-cahaya lain di dunia redup karenanya. Ia adalah : ‘Abdullah bin Maslamah
bin Qa’nab Al-Qa’nabiy Al-Haaritsiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Madaniy Al-Bashriy.
Beliau dikenal sebagai orang yang tsiqah (terpercaya jalur periwayatannya)
lagi ‘aabid (seorang ahli ibadah). Sampai-sampai Ibnu Ma’iin dan
Ibnul-Madiiniy tidak pernah mengedepankan seorangpun dalam periwayatan Al-Muwaththa’
kecuali dari jalur beliau.
Selain itu pendengar, beliau juga Termasuk thabaqah ke-9
dalam jalur periwayatan hadits, dan yang lebih istimewa riwayat beliau
dipercaya oleh para ulama hadits, seperti Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 547 no. 3645],
Al-Qo’nabiy wafat pada tahun 221 H di Makkah. Imam Adz-Dzahabiy
menyebutnya dengan imam yang tsabit (kokoh dalam periwayatan hadits),
lagi teladan dan seorang Syaikhul-Islaam [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 10.257].
Selain itu ‘Aliy bin Al-Madiiniy juga mengatakan bahwa al-Qo’nabiy juga merupakan
salah satu ashhaab(murid-murid) Al-Imaam Maalik yang paling dikenal
keluasan ilmunya. Kemudian Nashr bin Marzuuq juga mengatakan bahwa Al-Qa’nabiy adalah
orang yang paling tsabt dalam periwayatan kitab Al-Muwaththa’
karya Imam Malik. Bahkan ‘Abdullah Al-Khuraibiy menganggap Al-Qa’nabiy lebih
baik daripada Imam Maalik.
siapa sangka ulama besar yang dipercaya oleh para Imam
ahlu Hadits bahkan disebut-sebut sebagai ulama yang lebih baik dari Imam Malik,
memiliki masa lalu yang kelam. Mudah-mudahan kisah pertaubatan al-Qo’nabiy rohimahulloh
berikut ini. bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. bahwa
dengan taubat yang sungguh-sungguh.
Sebanyak apapun maksiat yang ia lakukan. ia
bisa menjadi seperti al-Qo’nabiy rohimahulloh. Bagaimanakah kisah pertaubatannya
itu ?. Berikut kisah ringkasnya :
kisah ini sangat terkenal dikalangan para ulama. dan
kisah ini Diriwayatkan oleh Ibnul-Jauziy dalam kitabnya Al-Muntadham ,
Ibnu Qudaamah dalam kitabnya At-Tawwaabuun, dan Ibnul-Abaar Al-Qadlaa’iy
dalamkitabnya Mu’jamu Ashhaabi Al-Qaadliy Abi ‘Aliy Ash-Shadafiy.
Dikisahkan Dari sebagian anak-anak Al-Qa’nabiy di
Bashrah, ia berkata : Dulu ayahku adalah seorang peminum nabiidz (sejenis
khamr) dan berteman dengan anak-anak muda. Suatu hari, ia mengundang mereka
(untuk minum minuman keras tersebut). Saat ia duduk di depan pintu menunggu
kedatangan mereka, lewatlah Syu’bah dengan menaiki
keledainya yang diikuti oleh orang-orang yang berbondong-bondong lari
mengikutinya. Perlu diketahui bahwa Syu’bah adalah seorang ulama yang tsiqah, haafidz,
mutqin, bahkan disebut oleh Ats-Tsauriy sebagai amiirul-mukminiin
fil-hadiits.
Kemudian (Dengan keheranan) Al-Qa’nabiy berkata : “Siapakah
orang ini ?”. Dikatakan kepadanya : “(dia adalah) Syu’bah !”. kemudian Ia
berkata lagi : “Siapa itu Syu’bah ?”. Orang-orang berkata : “Dia adalah seorang
ahli hadits (muhaddits) !”. Lalu Al-Qa’nabiy berdiri menghampiri Syu’bah yang
waktu itu mengenakan pakaian berwarna merah. Al-Qa’nabiy berkata kepadanya : “Sampaikanlah
hadits kepadaku”. Syu’bah berkata : “Engkau bukanlah seorang ahli hadits yang
membuatku harus menyampaikan hadits kepadamu”.
Kemudain (Karena marah), Al-Qa’nabiy pun menghunus
pisaunya. (mengancam Syu’bah) seraya berkata : “Engkau sampaikan hadits
kepadaku, atau engkau akan aku lukai dengan pisau ini ?”. Syu’bah pun berkata :
“Telah menceritakan kepadaku Manshuur, dari Rib’iy, dari Abu Mas’uud, ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
‘Apabila engkau tidak malu, maka silakan engkau lakukan apa yang engkau suka’. Hal Ini menunjukkan salah satu kecerdasan Syu’bah.
Beliau memilih hadits yang sesuai dengan kondisi Al-Qa’nabiy waktu itu, untuk
menegur dan menasihatinya.
(oleh karena itu Setelah mendengarnya). Al-Qa’nabiy
langsung melempar pisaunya (ke tanah). lalu pulang ke rumahnya. Kemudian
pendengar. ia pun langsung berjalan menuju persediaan bejana-bejana nabiidz yang
ia miliki di rumahnya. lalu menumpahkannya. Ia berkata kepada ibunya : “(wahai
ibuku) Saat teman-temanku datang nanti, persilakan masuk ke rumah dan sediakan
makanan untuk mereka. Jika mereka telah selesai makan, maka khabarkanlah
tentang apa yang aku lakukan terhadap minumanku tadi hingga mereka pulang”.
Tak lama kemudian. setelah kejadian itu, ia pergi ke
Madiinah menimba ilmu di hadapan Imam Maalik bin Anas rahimahullah. Imam Maalik
sangat berpengaruh pada diri al-Qo’nabiy, hingga beliau mampu menyerap
ilmu-ilmunya dan menjadi seorang ulama besar. Kemudian ia pun kembali ke
Bashrah, namun saat itu Syu’bah telah meninggal. Al-Qa’nabiy tidak mendengar
hadits dari Syu’bah kecuali hadits ini (yang ia dengar ketika masih menjadi
pemabuk dan sekaligus membuatnya bertaubat dari perbuatannya tersebut).
itulah kisah seorang pemabuk yang senantiasa
bergelimang maksiat, namun setelah ia diberi hidayah oleh Alloh ta’alaa
semuanya berubah drastis. Ia berhasil menjadi seorang ulama ahlul hadits,
bahkan mendapatkan sanjungan dari para ulama yang lain. Dan lebih dari itu
beliau mampu menyampaikan hidayah Alloh swt kepada orang banyak. Inilah wujud
dari taubatan Nasuha, yaitu taubat dengan sebenar-benarnya taubat dan hal ini
pula menunjukkan bahwa Alloh swt telah menerima taubatnya.
Oleh karena itu. bertaubatlah kita kepada
Alloh ta’alaa dengan taubat yang benar. janganlah berputus asa dari rahmat dan
ampunan Alloh ta’alaa, sekalipun kita tengah bergelimang dosa. Diriwaatkan Dari
Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai
anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku,
niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak
peduli.
Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian
engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang
hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan
memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits
ini hasan shahih].
Mudah-mudahan Alloh ta’alaa menjadikan taubat kita
sebagaimana taubatnya al-Qo’nabiy rohimahulloh. Amin.
0 Response to "KISAH TAUBATNYA AL-QO'NABI"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.